Nilai Identitas Kader HMI

Pertama-tama untuk membatasi ruang pembahasan tentang kader, di sini akan dijelaskan pengertian kader dalam kaca mata HMI. Beranjak dari pertanyaan “siapakah kader ?”. “Cadre is a small group of people who are specially chosen and trained for a particular purpose” (AS Hornby). Kader HMI adalah anggota HMI yang telah melalui proses perkaderan, memiliki integritas yang utuh dari beriman, berilmu, dan beramal saleh sehingga siap mengemban tugas kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Keniscayaan dari sebuah organisasi adalah tujuan/ mission yang jelas karena, tujuan yang jelas diperlukan oleh suatu organisasi, sehingga setiap usaha yang dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur dan terarah. Secara harfiah tujuan organisasi Himpunan Mahasiswa Islam yang tercantum dalam Anggaran Dasar Himpunan Mahasiswa Islam Pasal 4 yakni “Terbinanya Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi, Yang bernafaskan Islam dan Bertangung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT” mencerminkan dua bentuk usaha organisasi dalam gerakannya yaitu usaha organisasi HMI atas pembentukan individu dan usaha organisasi HMI atas pembentukan masyarakat.

Pada teks tujuan ini perjuangan pembentukan individu menjadi insan cita HMI merupakan tanggungjawab organisasi melalui aktifitasnya sehari-hari. Namun pembentukan masyarakat cita HMI sudah tidak lagi diserahkan pada individu hasil kaderisasi yang dilakukan organisasi, tetapi sudah menjadi tanggung jawab organisasi secara langsung. Hal ini diwujudkan dalam usaha nyata organisasi secara langsung terhadap berbagai agenda perbaikan kehidupan masyarakat. Dengan demikian tanggungjawab organisasi secara langsung terdiri dari tanggungjawab atas pembentukan individu dan tanggungjawab atas pembentukan masyarakat.

Dengan rumusan tersebut, maka substansi dari HMI bukanlah organisasi massa dalam pengertian fisik dan kuantitatif, akan tetapi berbanding terbalik yakni HMI adalah lembaga pengabdian dan laboraturium pengembangan ide, secara kualitatif memiliki fungsi mendidik, menjadi pemimpin dan serta memimpin anggota-anggotanya untuk mencapai tujuan dengan cara-cara perjuangan yang benar dan efektif. Dan yang menjadi titik tekan prioritas adalah bentuk usaha yang disuratkan pada bait pertama, yaitu “Terbinanya insan”.

Insan dalam Perspektif  NDP
Term insan di dalam Al-Qur’an juga menjadi kajian semantik filologis dengan menyandingkannya dengan term basyar, dan al-nas.

Istilah basyar disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 27 kali dan disandingkan dengan frasa mislukum sebanyak tujuh kali dan kata misluna sebanyak enam kali. Perbuatan manusia yang dirujuk dengan istilah ini adalah makan, minum, berjalan-jalan di pasar, raut wajah dan bersetubuh. Dengan demikian konsep basyar bersifat fisiologis pada manusia.

Kata Insan disebutkan dalam A-Qur’an sebanyak 65 kali dan istilah ini digunakan pada tiga konteks. Petama, Insan yang diberi keistimewaan mengemban amanah menjadi Khalifah di Bumi. Kedua, Insan yang memiliki predisposisi negatif di dalam dirinya. Ketiga, Insan dihubungkan dengan proses penciptaan manusia. Kecuali kategori ketiga, semua konteks Insan merujuk pada sifat-sifat psikologis dan spiritual-intelektual.

Dengan demikian menjawab pertanyaan mendasar menyoal manusia oleh manusia itu sendiri. Yakni, apa sesungguhnya manusia itu ? sehingga manusia bisa dikatakan berbeda dengan hewan. Bagaimana pandangan tentang kemuliaannya ? dan dari mana penilaian tersebut berangkat ? jika kita hanya membicarakan mengenai aspek fisiologis dan biologisnya saja, maka tidak akan kita temukan keunikan manusia, karena cukup dengan mempelajari anatomi tubuh manusia dan kita akan mengetahui struktur yang ada di dalamnya.

Dengan kata lain manusia dinilai dan dipandang mulia atau hina tidak berdasarkan aspek basyar. Dan orang-orang yang memiliki kecacatan secara fisik tidak dapat dijadikan tolak ukur kemuliaan dan kehinaannya. Melainkan melalui aspek Insan seperti pengetahuan, mental, moral manusia dinilai dan difahami sebagai makhluk mulia atau hina.

Ringkasnya, substansi kemanusiaan adalah akal, yang menjadi batas tegas antara manusia dengan hewan, sehingga manusia didefenisikan sebagai “hewan yang berpikir” atau “hewan yang berakal”. Manusia selain merupakan makhluk basyariah (dimensi fisiologis) dan annaas (dimensi sosiologis) ia juga memiliki aspek insan (dimensi psikologis) sebuah dimensi lain dari diri manusia yang paling sublim serta memiliki kecenderungan yang paling kompleks. Dimensi yang disebut terakhir ini bersifat spritual dan intelektual dan tidak bersifat material sebagaimana merupakan kecenderungan aspek basyarnya.

Manusia bersifat dinamis dengan nilai-nilai yang dimilikinya tersebut. Dan diberikan hak istimewa untuk menentukan langkah dan arah hidupnya. Tuhan tidak memaksakan kehendak-Nya kepada manusia, akan tetapi Tuhan akan senantiasa memberikan pilihan untuk diikuti oleh manusia dengan berbagai konsekuensi logis dan akibat dari sebuah perbuatan yang senantiasa mengiringinya.

Manusia hidup dan berjalan di antara keharusan universal (takwini) dan kemerdekaan bertindak (tasyri’i), artinya Tuhan telah menetapkan hukum keciscayaan universal berupa hukum sebab akibat, dimana manusia dan seluruh makhluk tidak mungkin keluar dari lingkaran tersebut. Di dalam hukum inilah manusia bergerak bebas menentukan pilihan, dari berjuta pilihan yang dihamparkan oleh Tuhan. Jadi manusia terpaksa untuk bebas atau bebas untuk dipaksa?

Dalam hal ini HMI bukanlah sebuah organisasi sufi yang kader-kadernya senantiasa asyik masyuk dengan Tuhannya, akan tetapi kader HMI adalah kader yang mesra dengan Tuhan dan “membawa” Tuhan berjalan di muka bumi dengan melakukan revolusi sosial dan senantiasa bergerak menuju yang lebih baik dan senantiasa melakukan pembangunan berskala makro maupun mikro. Sebagaimana perkataan Muhammad Iqbal bahwa seandainya Muhammad itu seorang sufi atau mistikus, maka ketika dia telah bertemu dengan Dzat Allah SWT ketika peristiwa Isra Mi’raj dia akan enggan untuk kembali turun ke Bumi, akan tetapi Muhammad tetap turun ke Bumi untuk bergelut dengan ummatnya.

Wallahu’alam bish shawwab.

Biografi Soe Hok Gie (1942-1969)

Soe Hok Gie adalah keturunan China yang lahir pada 17 Desember 1942. Seorang putra dari pasangan Soe Lie Pit —seorang novelis— dengan Nio Hoe An. Soe Hok Gie adalah anak keempat dari lima bersaudara keluarga Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan, Soe Hok Gie merupakan adik dari Soe Hok Djie yang juga dikenal dengan nama Arief Budiman. Sejak masih sekolah, Soe Hok Gie dan Soe Hok Djin sudah sering mengunjungi perpustakaan umum dan beberapa taman bacaan di pinggir-pinggir jalan di Jakarta.

Menurut seseorang peneliti, sejak masih Sekolah Dasar (SD), Soe Hok Gie bahkan sudah membaca karya-karya sastra yang serius, seperti karya Pramoedya Ananta Toer. Mungkin karena Ayahnya juga seorang penulis, sehingga tak heran jika dia begitu dekat dengan sastra.

Sesudah lulus SD, kakak beradik itu memilih sekolah yang berbeda, Hok Djin (Arief Budiman) memilih masuk Kanisius, sementara Soe Hok Gie memilih sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Strada di daerah Gambir. Konon, ketika duduk di bangku ini, ia mendapatkan salinan kumpulan cerpen Pramoedya: “Cerita dari Blora” —bukankah cerpen Pram termasuk langka pada saat itu?

Pada waktu kelas dua di sekolah menengah ini, prestasi Soe Hok Gie buruk. Bahkan ia diharuskan untuk mengulang. Tapi apa reaksi Soe Hok Gie? Ia tidak mau mengulang, ia merasa diperlakukan tidak adil. Akhirnya, ia lebih memilih pindah sekolah dari pada harus duduk lebih lama di bangku sekolah. Sebuah sekolah Kristen Protestan mengizinkan ia masuk ke kelas tiga, tanpa mengulang.

Selepas dari SMP, ia berhasil masuk ke Sekolah Menengan Atas (SMA) Kanisius jurusan sastra. Sedang kakaknya, Hok Djin, juga melanjutkan di sekolah yang sama, tetapi lain jurusan, yakni ilmu alam.

Selama di SMA inilah minat Soe Hok Gie pada sastra makin mendalam, dan sekaligus dia mulai tertarik pada ilmu sejarah. Selain itu, kesadaran berpolitiknya mulai bangkit. Dari sinilah, awal pencatatan perjalanannya yang menarik itu; tulisan yang tajam dan penuh kritik.

Ada hal baik yang diukurnya selama menempuh pendidikan di SMA, Soe Hok Gie dan sang kakak berhasil lulus dengan nilai tinggi. Kemudian kakak beradik ini melanjutkan ke Universitas Indonesia. Soe Hok Gie memilih ke fakultas sastra jurusan sejarah , sedangkan Hok Djin masuk ke fakultas psikologi.

Di masa kuliah inilah Gie menjadi aktivis kemahasiswaan. Banyak yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar terhadap tumbangnya Soekarno dan termasuk orang pertama yang mengritik tajam rejim Orde Baru.

Gie sangat kecewa dengan sikap teman-teman seangkatannya yang di era demonstrasi tahun 66 mengritik dan mengutuk para pejabat pemerintah kemudian selepas mereka lulus berpihak ke sana dan lupa dengan visi dan misi perjuangan angkatan 66. Gie memang bersikap oposisif dan sulit untuk diajak kompromi dengan oposisinya.

Selain itu juga Gie ikut mendirikan Mapala UI. Salah satu kegiatan pentingnya adalah naik gunung. Pada saat memimpin pendakian gunung Slamet 3.442m, ia mengutip Walt Whitman dalam catatan hariannya, “Now I see the secret of the making of the best person. It is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth”.

Pemikiran dan sepak terjangnya tercatat dalam catatan hariannya. Pikiran-pikirannya tentang kemanusiaan, tentang hidup, cinta dan juga kematian. Tahun 1968 Gie sempat berkunjung ke Amerika dan Australia, dan piringan hitam favoritnya Joan Baez disita di bandara Sydney karena dianggap anti-war dan komunis. Tahun 1969 Gie lulus dan meneruskan menjadi dosen di almamaternya.

Bersama Mapala UI Gie berencana menaklukkan Gunung Semeru yang tingginya 3.676m. Sewaktu Mapala mencari pendanaan, banyak yang bertanya kenapa naik gunung dan Gie berkata kepada teman-temannya. “Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”

8 Desember sebelum Gie berangkat sempat menuliskan catatannya: “Saya tak tahu apa yang terjadi dengan diri saya. Setelah saya mendengar kematian Kian Fong dari Arief hari Minggu yang lalu. Saya juga punya perasaan untuk selalu ingat pada kematian. Saya ingin mengobrol-ngobrol pamit sebelum ke semeru. Dengan Maria, Rina dan juga ingin membuat acara yang intim dengan Sunarti. Saya kira ini adalah pengaruh atas kematian Kian Fong yang begitu aneh dan begitu cepat.” Hok Gie meninggal di gunung Semeru tahun 1969 tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27 akibat menghirup asap beracun di gunung tersebut. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis. Selanjutnya catatan selama ke Gunung Semeru lenyap bersamaan dengan meninggalnya Gie di puncak gunung tersebut.

John Maxwell berkomentar, “Gie hanya seorang mahasiswa dengan latar belakang yang tidak terlalu hebat. Tapi dia punya kemauan melibatkan diri dalam pergerakan. Dia selalu ingin tahu apa yang terjadi dengan bangsanya. Walaupun meninggal dalam usia muda, dia meninggalkan banyak tulisan. Di antaranya berupa catatan harian dan artikel yang dipublikasikan di koran-koran nasional” ujarnya. “Saya diwawancarai Mira Lesmana (produser Gie) dan Riri Reza (sutradara). Dia datang setelah membaca buku saya. Saya berharap film itu akan sukses. Sebab, jika itu terjadi, orang akan lebih mengenal Soe Hok Gie” tuturnya.

Kumpulan puisi Soe Hok Gie

Sebuah Tanya
“Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
Sambil membenarkan letak leher kemejaku”
(Kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
“Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”
(Lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
“Apakah kau masih akan berkata,
Kudengar derap jantungmu.
Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta?”
(Haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)
“Manisku, aku akan jalan terus
Membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
Bersama hidup yang begitu biru”

Soe Hok Gie
(Dalam film Gie, ini adalah content surat yang dikirimkan Gie kepada Ira)
Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di miraza
Tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangi
Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra
Tapi aku ingin mati di sisimu sayangku
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
Tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu
Mari, sini sayangku
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
Tegakklah ke langit atau awan mendung
Kita tak pernah menanamkan apa-apa,
Kita takkan pernah kehilangan apa-apa”

Mandalawangi Pangrango
Sendja ini, ketika matahari turun kedalam djurang2mu
Aku datang kembali
Kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu.
Walaupun setiap orang berbitjara tentang manfaat dan guna
Aku bitjara padamu tentang tjinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima daku.
Aku tjinta padamu, Pangrango jang dingin dan sepi
Sungaimu adalah njanjian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
Tjintamu dan tjintaku adalah kebisuan semesta.
Malam itu ketika dingin dan kebisuan menjelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali
Dan bitjara padaku tentang kehampaan semua.
“Hidup adalah soal keberanian, menghadapi jang tanda tanja
“Tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
“Terimalah dan hadapilah.”
Dan antara ransel2 kosong dan api unggun jang membara
Aku terima itu semua
Melampaui batas2 hutanmu, melampaui batas2 djurangmu.
Aku tjinta padamu Pangrango
Karena aku tjinta pada keberanian hidup
Djakarta, 19-7-1966

Pesan
Hari ini aku lihat kembali
Wajah-wajah halus yang keras
Yang berbicara tentang kemerdekaaan
Dan demokrasi
Dan bercita-cita
Menggulingkan tiran
Aku mengenali mereka
yang tanpa tentara
mau berperang melawan diktator
dan yang tanpa uang
mau memberantas korupsi
Kawan-kawan
Kuberikan padamu cintaku
Dan maukah kau berjabat tangan
Selalu dalam hidup ini?
Sinar Harapan 18 Agustus 1973

Masyarakat Borjuis
(Ditulis saat Gie berumur 18 thn.)

Ada suatu yang patut ditangisi
Aku kira kau pun tahu
Masyarakatmu, masyarakat borjuis
Tiada kebenaran disana
Dan kalian selalu menghindarinya

Aku selalu serukan (dalam hati tentu)
”Wahai, kaum proletar sedunia”
Berdoalah untuk masyarakat borjuis.

Ada golongan yang tercampak dari kebenaran
Dan berdiri atas nilai kepalsuan
Aku kira, tiada bahagia disana
Sebab tiada kasih, kebenaran dan keindahan
Dalam kepalsuan
Aku akan selalu berdoa baginya
(aku sendiri tak percaya pada doa, maaf)

Aku kira anda tiada kenal kasih
(Nafsu tentu ada)
Apakah bernilai dengan uang
Dan padamu, kawan
Semua adalah uang, perhitungan saldo
Tiada yang indah dalam kepalsuan
(Engkau tentu yakin?)
Di sinilah a moral ditutup oleh a moral
Di sinilah tabir-tabir yang terlihat
Dan seringkali aku bersepeda sore-sore
Bertemu dengan gadismu (borjuis pula)
Aku begitu sedih dan kasih
Aku begitu sedih dan kasih
Ya, Tuhan (aku tak percaya Tuhan)
Berilah mereka kebenaran
Aku tahu
Gadis cantik di mobil, bergaun abu-abu
Tapi bagiku tiada apa.

Akhlak Tasawuf

Secara etimologis, tasawuf diartikan :

  1. Shuf: wol kasar karena orang-orang  sufi selalu memakai pakain tersebut sebagai lambang kesederhanaan. Walaupun dalam kenyataannya, tidak setiap kaum sufi memakai kain wol. Mereka mempunyai simbol-simbol pakain dari bulu, tentunya bukan wol yang menunjukkan kesederhanaan bagi para sufi. Tokoh yang cenderung, Al-Kalabadzi, Al-Syukhrawardi, Al-Qusyairi.
  2. Shafa, berarti bersih, karena disebut sufi hatinya tulus dan selalu bersih dihadapan tuhannya.
  3. Ahl AS-Suffah, yaituorang-orang yang ikut pindah bersama nabi dari Mekkah ke Madinah. Mendekatkan diri kepada Allah Swt. Mesti mereka harus miskin.
  4. Sophos (yunani), berarti hikmah. Para sufi itu pencari hikmah atau ilmu hakikat. Menggambarkan keadaan jiwa seseorang yang selalu cenderung kepada kebenaran. Mereka berusaha menyucikan jiwa untuk mendekati tuhan, karena dengan jiwa yang suci bisa berhubungan dengan Allah.
  5. Shaf, dinisbahkan kepada orang-orang yang ketika shalat selalu berada di shaf yang paling depan. Alasannya mendapatkan kemulian dan pahala dari Allah Swt.

Dari segi linguistik (kebahasaan), tasawuf adalah sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadahhidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan dan selalu bersifat bijaksana.

Secara istilah, menurut Ibrahim Basyuni, tasawuf berarti :

  1. Definisi yang terjadi karena dasar/Al-bidayah, bahwa prinsip awal tumbuhnya tasawuf adalah manifestasi dari kesadaran spiritual manusia tentang dirinya sebagai makhluk tuhan, sehingga memusatkan perhatiannya untuk beribadah kepada khaliqnya yang dibarengi dengan kehidupan zuhud, dengan tujuan utama sebagai pembinaan moral. Tasawuf di definisikan sebagai upaya memahami hakikat Allah seraya melupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan kesenangan hidup duniawi.
  2. Definisi dari segi kesungguhan/jahidah: mulai mengadakan pendekatan secara alamiah dengan cara memperindah diri melalui pengamalan agama dalam fadhilah-fadilahnya.
  3. Definisi dari segi dirasakan/mudafah, orang-orang yang sudah memasuki dunia sufi harus mampu menggerakkan jiwa pada kegiatan-kegiatan tertentu untuk mendapatkan suatu perasaan yang berhubungan dengan wujud tuhan atau kehidupan rohani yang beru saha mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai cara, seperti memperbanyak amalan.

Tasawuf adalah membersihkan diri. Dengan kata lain, suatu perpindahan kehidupan, yaitu dari kehidupan kebendaan pada kahidupan kerohanian. Dapat pula dikatakan tasawuf adalah ilmu yang mempelajari sesuatu cara agar seseorang dapat mudah berada di hadirat Allah SWT/upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat memmbebaskan diri dari pengaruh kehidupan dunia, sehingga tercermin akhlak yang mulia dan dekat dengan Alla SWT.

Menurut Abu Al-Wafa’ Al-Ganimi At-Taftazani, ciri tasawuf ada lima, yaitu :

  1. Adanya moral
  2. Pemenuhan fana (sirna) dalam realitas mutlak
  3. Pengetahuan intuitif langsung
  4. Timbulnya rasa kebahagian sebagai karunia Allah dalam diri seorang sufi karena tercapainya maqamat (maqam-maqam atau beberapa tingkatan)
  5. Pengunaan simbol-simbol pengungkapan yang biasanya mengandung pengertian harfiah dan tersirat.

Tujuan tasawuf adalah bisa berhubungan langsung dengan tuhan. Maksudnya, ada perasaan benar-benar berada di hadirat tuhan. Para sufi beranggapan bahwa ibadah yang diselenggarakan dengan cara formal belum dianggap memuaskan karena belum memenuhi kebutuhan spritual kaum sufi.

Di samping aspek tasawuf dalam islam ada aspek lain, yaitu akidah dan syariah. Dengan kata lain, ad-din terdiri dari islam, iman dan ihsan yang merupakan satu kesatuan

  •  Untuk mengetahui hukum islam, kita masuk pada hukum syariat/fiqih
  • Untuk mengetahui hukum iman, kita masuk pada akidah atau ushuluddin
  • Untuk mengetahui kesempurnaan ihsan, kita masuk pada tasawuf.

Akan tetapi, tasawuf ada kalanya membawa orang menjadi sesat atu musyrik apabila bertasawuf tanpa bertauhid dan bersyariat.

Kaidah Fiqih dalam Muamalah

اَلأَصْلُ فِى اْلأَشْيَاءِ اْلإِ بَا حَة حَتَّى يَدُ لَّ اْلدَّلِيْلُ عَلَى التَّحْرِيْمِ

“hukum asal dari sesuatu (muamalah) adalah mubah sampai ada dalil yang melarangnya (memakruhkannya atau mengharamkannya)

لاَ تُشْرَعُ عِبَا دَةٌ إِلاَّ بِشَرْعِ اللهِ , وَلاَ تُحَرَّمُ عاَ دَةٌ إِلاَّ بِتَحْرِيْمِ اللهِ

“tidak boleh dilakukan suatu ibadah kecuali yang disyari’atkan oleh allah, dan tidak dilarang suatu adat (muamalah) kecuali yang diharamkan oleh allah”

الأَصْلُ فِي الْمُعَامَلاَتِ الْحِلُّ

“asal dalam muamalah adalah halal”

الأَصْلُ فِي الشُّرُوْطِ فِي الْمُعَامَلاَتِ الْحِلُّ

“asal dalam syarat-syarat yang ditetapkan dalam muamalah adalah halal”.

الأَصْلُ فِي الشُّرُوْطِ فِي الْمُعَامَلاَتِ الْحِلُّ وَالإِبَاحَةُ إِلاَّ بِدَلِيْلٍ

“asal dalam syarat-syarat yang ditetapkan dalam muamalah adalah halal dan mubah kecuali ada dalil yang mengharamkanya.”

(الأَصْلُ هُوَ الْعَدْلُ فِيْ كُلِّ الْمُعَامَلاَتِ وَ مَنْعُ الظُّلْمِ وَمُرَاعَاةُ مَصْلَحَةِ الطَّرَفَيْنِ وَرَفْعُ الضَّرَرِ عَنْهُمَا)

“asal setiap muamalah adalah adil dan larangan berbuat zalim serta memperhatikan kemaslahatan kedua belah pihak dan menghilangkan kemudharatan”

الاْ صل فى المعا ملة الاء با حة الا ان يد ل د ليل على تحر يمها

“hukum asal dalam semua bentuk muamalah adalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya”.

Ibnu taimiyah menggunakan ungkapan lain:

الاْصل في العا د ا ت العفو فلا يحظر منه الا ما حر م الله

“hukum asal dalam muamalah adalah pemaafan, tidak ada yang diharamkan kecuali apa yang diharamkan allah swt”.

 

الاْ صل في العقد ر ضى المتعا قدين و نتيجته ما التز ما ه با لتعا د

 

“hukum asal dalam transaksi adalah keridhaan kedua belah pihak yang berakad, hasilnya adalah berlaku sahnya yang diakadkan”.

 

Ungkapan yang lebih singkat dari ibnu taimiyah:

الاء صل في العقو د رضا العتعا قد ين

“dasar dari akad adalah keridhaan kedua belah pihak”.

 

لا يجو زلاْ حد ان يتصر ف في ملك غير ه بلا اذنه

“tiada seorangpun boleh melakukan tindakan-tindakanhukum atas milik orang lain tanpa izin si pemilik harta”.

البا طل لا يقبل الاء جا ز ة

“akad yang batal tidak menjadi sah karena dibolehkan”.

الاءجا ز ة اللا حقة كا لو كا لة السا بقة

“izin yang datang kemudian sama kedudukannya dengan perwakilan yang telah dilakukan lebih dahulu”.

الاْ جر و الضما ن لا يجتمعا ن

“pemberian upah dan tanggung jawab untuk mengganti kerugian tidak berjalan bersamaan”.

الخرا ج با لضما ن

“manfaat suatu benda merupakan faktor pengganti kerugian”.

الغر م با لغنم

“risiko itu menyertai manfaat”.

 بطل الشئ بطل ما في ضمنه

“apabila sesuatu akad batal, maka batal pula yang ada dalam tanggungannya”.

 

العقد  على الاْ عيا ن كا لعقد على منا فعها

“akad yang objeknya suatu benda tertentu adalah seperti akad terhadap manfaat benda tersebut”.

كل ما يصح تاْ بيد ه من العقو د المعا و ضا ت فلا يصح تو قيته

“setiap akad mu’awadhah yang sah diberlakukan selamanya, maka tidak sah diberlakukan sementara”.

الاْ مر با لتصر ف في ملك الغير با طل

“setiap perintah untuk bertindak hukum terhadap hak milik orang lain adalah batal”.

لا يتم التبر ع الا بالقبض

“tidak sepurna akad tabarru’ kecuali dengan penyerahan barang”.

الجو ا ز الشر عى ينا فى الضما ن

“sesuatu hal yang di bolehkan oleh syara’ tidak dapat di jadikan objek tuntutan ganti rugi”.

لا ينز ع شئ من يد ا حد الا بحق ثا بت

“sesuatu benda tidak bisa dicabut dari tangan seseorang kecuali atas dasar ketentuan hukum yang telah tetap”.

 

كل قبو ل جا ئز ان يكو ن قبلت

“setiap kabul/penerimaan boleh dengan ungkapan saya telah terima”.

كل شر ط كا ن من مصلحة العقد او من مقتضا ه فهو جا ئز

“setiap syarat untuk kemaslahatan akad atau diperlukan oleh akad tersebut, maka syarat tersebut dibolehkan”.

كل ما صح الر هن به صح ضما نه

“setiap yang sah digadaikan, sah pula dijadikan jaminan”.

 

ما جا ز بيعه جا ز رهنه

“apa yang boleh dijual boleh pula digadaikan”.

كل قر ض جر منفعة فهو ر با

“setiap pinjaman dengan menarik manfaat (oleh kreditor) adalah sama dengan riba”.

كل قر ض جر نفعا فهو حرا م

“setiap pinjaman dengan menarik manfaat (oleh kreditor) adalah haram”.

Desah Hidup

Menikmati kehidupan di atas rerumputan kering
Disirami dedaunan tua yg jatuh menimpa tubuh
Seperti biasa, angin dari selatan memejamkan mata
Harum bunga melati selimuti raga
Langit keemasan meredupkan pandangan

Kehidupan asing ini begitu mempesona
Mereka yang bernyanyi dengan lagunya
Para penyair yang berbisik dengan cinta
Berbeda dengan hidupku dimasa lalu
yang tak pernah diraba oleh surya

Semakin banyak jalan di hadapan
Semakin rumit tentukan pilihan
Keadilan ?
Kebenaran ?
Kebersamaan ?

Mereka yang bernyanyi terdengar distorsi
Namun terbingkai dengan rapi
Penyair itupun membingkai syairnya dengan hati
Semua hanya membisingkan inderawi

Mungkin akan kutentukan mana jalanku di hari
yang hanya aku dan Tuhan mengetahuinya
Semua yang kau lihat belum tentu itu sebuah kebenaran
Selama kau melihatnya melalui jendela rumahmu

Aku orang yang cinta akan kebersamaan keadilan dan kebenaran.

20 Februari 2010

Paradigma Lingkungan

Lihatlah segala sesuatu itu seakan tanpa bentuk. Kemudian lihatlah bentuknya. Dintara semua pilihan bentuk, kenapa sesuatu itu berbentuk seperti bentuk yang terlihat. Dan kenapa segala sesuatu harus terikat dengan bentuk. Diantara semua pilihan bentuk, keinginan terdalam manusia akan menjatuhkan pilihan pada bentuk yang dalam persepsinya adalah bentuk yang paling baik. Intinya, kita manusia terikat pada sesuatu yang telah ada sebelum maupun sesudahnya dan menjadi bagian dari beragam pilihan bagi kita. keragaman lahir hanya karena persepsi yang tak serupa. persepsi yang tak serupa adalah bias dari pengaruh eksogen dan indogen manusia.

Petama, pengaruh eksogen ialah pengartuh luar seperti pendidikan dari lingkungan dan responnya berupa imitasi dan tradisi yang mengikat.

Kedua, pengaruh indogen ialah pengaruh dalam diri seperti proses berpikir dan rasa yang juga merupakan akumulasi dan verifikasi dari pengaruh eksogen.

Dari pemaparan di atas, kita dapat menyadari bahwa manusia adalah subjek sekaligus objek dari alam semesta. Begitupun sebaliknya alam  bagi manusia adalah objek sekaligus subjek. Dikatakan subjek karena memiliki potensi mempengaruhi, dan dikatakan objek karena memiliki potensi untuk dipengaruhi.

Dari semua pilihan yang terhampar di atas wajah bumi manusia akan memilih pilihan yang terbaik dan mempelajarinya dan untuk kemudian dipergunakannya sesuai dengan persepsinya.

Hari ini, banyak pengrusakan dan eksploitasi berlebihan terhadap alam oleh manusia. dan jika dikaitkan dengan pemaparan di atas maka permasalahan mendasarnya adalah persepsinya terhadap lingkungan yang cenderung menjadikan alam sebagai objek pemenuhan keinginan yang tidak terbatas.

Tindakan dini yang dapat diambil ialah, melakukan proses penyeragaman persepsi terhadap alam kepada manusia yang masih berada pada fase pembelajaran, karena manusia dapat dipengaruhi secara eksogen oleh lingkungannya dan orang-orang yang ada di sekitarnya yang kemudian dalam aktivitasnya dalam mempengaruhi perubahan terhadap alam adalah hasil dari pengaruh indogennya, yaitu proses verifikasi pilihan terhadap sikap dan prilaku yang akan diambil untuk menjamah alam secara baik. Sehingga alam tidak lagi diperkosa secara membabi buta oleh manusia.

Memoar Sukma

Tanda mata kongkrit dari Kebangkitan dan perkembangan pola pikir manusia adalah tulisannya. Dari tulisan tersebut kita dapat melihat fenomena lintas zaman. Melihat peristiwa dari visualisasi tulisan dengan khas coret dan cara penyampaian peristiwa yang tertuang di dalam tulisan tersebut. “Karena peradaban harus ditulis”. Sebuah kutipan yang merepresentasikan arti penting dari sebuah tulisan.

Tulisan adalah cermin zaman, dari berjuta kata yang ada, pilihan dari anak zaman selalu jatuh pada kata-kata yang mewakili pola pikir dan metodenya dalam menilai segala peristiwa dan fenomena sekelilingnya. Meski sulit bagi sebuah tulisan untuk menggoreskan keadilan dan kebenaran di tengah realitas kehidupan dengan kultur yang rabun terhadapnya, tapi inilah dunia jurnalis. Dunia yang penuh dengan dialektika bahasa dan penyampaian yang kerap kali harus berhadapan dengan penilaian yang subjektif. Dengan keputusan akhir yang terkadang mengharuskannya untuk berdamai dengan nilai.

Dari segala sesuatu yang tertuang kedalam tulisan, setidaknya penilaian secara bijaksana dengan memperhitungkan segala pertimbangan-pertimbangan yang senantiasa mengintip dari “atas” terinternalisasikan pada setiap jiwa yang rindu akan ketajaman pisau yang terselip disetiap tulisan. Karena setiap manusia pasti ingin menjadi hakim dari segala sesuatu yang dianggap tidak memiliki mainstream yang sama dengannya.

Ada beberapa hal yang seyogyanya menjadi fokus perhatian terhadap sebuah tulisan. Pertama, sang penulis, yang menjadi pemilih kata dari setiap gores tulisan, dia adalah manusia yang juga memiliki mindset, mainstream, sikap, sifat, dan latar belakang historis yang menjadi alasan dari bagaimana cara dalam menggambarkan sesuatu dalam tulisannya. Kedua, kondisi ketika tulisan tersebut lahir, yang sangat mempengaruhi wacana dan konteks dari sebuah tulisan.

Dari semua yang tertulis kecuali wahyu yang murni dari Tuhan, patut kita sadari bahwa konteks dari semuanya hanyalah sebuah potret dari masa lalu-untuk tidak menyebutnya sebagai sesuatu yang basi-dan seakan selalu tunduk terhadap pemahaman dari pembaca. Peradaban harus senantiasa dikembangkan. Dan kontekstualisasi tulisan harus menjadi pertimbangan mutlak ketika jiwa-jiwa hakim merasuk kedalam sebuah nilai.

Lembaga Pers Mahasiswa sebagai wadah bagi para mahasiswa yang hendak mengeksplorasi potensi jurnalismenya, ibarat rumah kecil yang di dalamnya dipenuhi dengan cermin. Dari sana platform peradaban mahasiswa bermuara. Yang terkadang terlalu naif untuk mengaku sebagai bagian dari tolak ukur intelektualisme mahasiswa. Yang terkadang terlalu hina jika mengaku sebagai bagian dari pewarna wacana kampus-untuk tidak menyebut sebagai kelompok dominan-dan perangsang dinamika berdiskusi dengan wacana yang dilemparkannya. Dan terlalu sombong untuk menyebut produknya sebagai bentuk yang mewakili pola pikir pembacanya dalam proporsi kuantitatif.

LPM adalah tempat berkumpulnya para mahasiswa yang kritis, dan mau mengungkapkan kekritisannya melalui tulisan ataupun media. Disana juga adalah wadah bagi mahasiswa yang ingin mengasah kekritisannya terhadap segala fenomena, baik dengan disiplin ilmu yang mereka pilih maupun tidak, sosio-cultural, politik, ekonomi, hukum, HAM, ideologi, organisasi, strategi, dan taktik dengan semaksimal mungkin menelisiknya bersama modal holistikasi dan komprehensifitas yang dimiliki.

Diakui atau tidak oleh seluruh keluarga LPM SUKMA, bahwa nama SUKMA-Suara kritis mahasiswa-yang menempel di samping LPM adalah beban moril tersendiri yang di bebankan oleh para founding father LPM SUKMA kepada regenerasinya setelah aksioma sebagian orang yang menyebutkan bahwa LPM adalah wadah bagi mahasiswa yang memiliki nalar kritis. Beban yang terlanjur diterima ini seperti bayang-bayang yang senantiasa menggiringi setiap gerak LPM SUKMA dulu, kini, dan nanti. Dan seperti hal yang bijaksana, cermin zaman yang nampak kini patut mendapat penilaian atas konteks dan wacana yang digoreskan tanpa meninggalkan penilaian terhadap teks tersebut untuk setiap generasi mengambil pelajaran dan pengayaan terhadap penilaian tadi. Dengan proses sebagai langkah mutlak untuk tetap merangkul beban dari para founding father nya.

Setelah mengalami pasang surut dalam menjalankan organisasi, Alhamdulillah, akhirnya LPM SUKMA kembali mengeksplor tulisan-tulisannya-berupa tabloid-yang akan mewakili paradigma regenerasi pada zaman ini terhadap objek yang menjadi perhatiannya. Barangkali ini terlalu subjektif dan terkesan berlebihan, akan tetapi seberapapun penilaian eksternal yang didapat, akan menjadi evaluasi dan pembelajaran bagi kami dan regenerasi pemegang tonggak estafet cermin zaman selanjutnya.

3 Nopember 2010 M.

Roman Keheningan

Ayam baru saja berkokok, fajar di hari baru kembali seolah berkata pada manusia dengan bahasa cahaya kemuningnya bahwa ia hendak mengitari bumi. Subuh, adzan membahana menembus ruang jalan setapak penuh kerikil berserak tanpa pola dan terpental-pental ke tengah pepohonan rindang yang kokoh berdiri memerankan dirinya sebagai tirai hunian manusia. Nada merdu gemercik sungai yang dipetik oleh jari-jemari manusia segera menyusul. Siapa yang tidak terganggu tidurnya oleh harmoni semacam ini untuk segera ikut bergabung, mencari peran dalam kehidupan barang satu hari dalam perputaran lingkaran jejak langkah.

Ada orang tua yang sigap mengayuh kaki untuk ikut dalam arena pembentuk sejarah keagamaan. Ada para Ibu yang tetap hangat mengambil peran keindahan pandang akan rumah suami dan anaknya kala angin pagi hilir mudik menggoda kulit manusia. Ada ayah yang telah siap memutar nasip keluarganya pada setiap putaran sepedanya.

Terlalu dramatis memang suasana yang masih terjaga tata kejujuran kerjanya. Pedesaan masih tetap merawat keindahan wajah aslinya sesuai kodrat adanya. Dan masih menjaga sifat dan sikapnya terhadap ruang, waktu dan unsur pengisinya yang penuh kemungkinan untuk semuanya saling bercermin satu sama lain.

Manakala pagi bertamu pada ruangnya, anak kecil serba seragam bergandengan bersama-sama menuju sekolah mereka yang kecil. Bertemu dengan Guru murah senyum yang digajih hanya dengan beras hasil panen orang tua muridnya.

Ramadhan tahun ini, aku lebih banyak menghabiskan waktu di kampus. Aku rindu suasan tersebut, Desa orang tua Ayahku. Mudah-mudahan bisa ke sana di lain kesempatan.

7 Agustus 2011

Kilas Balik

31 Juli 2011, 01.20 wita.

Kau dan aku berbicara. Tanpa kata. Tanpa suara ketika malam yang sunyi menyelimuti kota Banjarmasin. Ketika angan seakan nyata. Bagiku.

Apakah akan pecah batu yang tak pernah tersentuh air. Bertahun-tahun bercumbu dengan terik matahari. Bergulat dengan rasa nista. Untuk kekasihku yang kini jasadnya tak lagi dapat ku pandangi, aku menceritakan kemelut rasa yang biru ini padamu, maaf, hanya untuk menenangkan hati.

Ketika sampul tali yang kecil itu terlepas, ku kira hanyalah buah dari akar pemahaman kita saja terhadap situasi yang saling berbeda antara kita, bukan hanya tentang aku dan dirimu, tapi tentang ruang dan waktu yang berbeda. Bisuku kala itu hanya untuk membuka ruang bagi kita agar satu sama lain dapat saling memikirkan kembali apa yang telah terlalui. Bukan ketika bersama, tapi ketika cita-citaku yang menurutmu adalah penghambat cintamu.

Apalah boleh dikata, maksud hati memang selalu berbenturan dengan kenyataan dan pikiranmu. Kau tak kunjung memikirkannya, lebih jauh kau membuka pintu hati untuk yang lain, hanya untuk mengisi kekosongan yang kau kira kosong, namun dulu kupikir masih tertutup. Kutulis ini ketika hari baru saja berganti, namun gundah di hati membeku tak berganti dengan ketenangan. Hanya ini. Terimakasih untuk waktumu bila kau sudi membacanya.

Sekali lagi terima kasih.

Aktiva

BAB I

PENDAHULUAN

 

Aktiva/aset adalah salah satu nama akun di dalam ilmu akuntansi, untuk memepermudah pencatatan dan pembukuan agar dapat menghitung jumlah pendapatan dan pengeluaran sehingga di dapati laba dan rugi arus masik keluar kas perusahaan ataupun perbankan.

Aktiva/aset adalah harta atau barang ekonomi yang diharapkan memberi manfaat di masa yang akan datang dan dalam keadaan dan situasi yang diperlukan. Sewaktu-waktu dapat dikonversikan ke dalam bentuk uang, untuk pembiayaan maupun pembayaran. Untuk mempermudah memahami bentuk aktiva/aset dan serta komponen-komponennya, maka di dalam makalah ini akan ditampilakan bebebrapa jenis komponen serta penggunaan aktiva di dalam bentuk perusahaan.

Rumusan masalah:

–          Mengetahui pengertian aktiva/aset;

–          Membedakan jenis-jenis aktiva/aset; dan

–          Mengetahui penggunaan aktiva/aset di dalam sebuah bentuj perusahaan.


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. A.    Pengertian Aktiva/Aset

Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang biasa dinyatakan dalam satuan uang. Jenis sumber-sumber eknomi  atau lazim disebu harta perusahaan bisa bermacam-macam. Ada kekayaan yang berupa barang berwujud seperti tanah, gedung, dan mesin. Ada pula yang berupa tagihan yang dalam akuntansi disebuat piutang dagang, dan ada pula yang berbentuk pembayaran dimuka (uang muka) atas jasa tertentu yang baru akan diterima di masa yang akan datang seperti premi asuransi dibayar di muka[1].

Untuk memudahkan pembaca laporan biasanya aktiva dicantumkan dalam neraca dengan urutan-urutan yang sudah tertentu yang dimulai dengan aktiva lancar (kas, piutang dagang, persediaan dan sebagainya) dan diikuti dengan aktiva-aktiva yang bersifat lebih permanen (tanah, gedung, mesin, dan sebagainya).

Aktiva (asset) adalah sumberdaya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darinya manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diraih oleh perusahaan. Aktiva dapat mengambil bermacam-macam bentuk. Aktiva dapat memiliki bentuk fidik yang kasat mata seperti gedung, mesin produksi, atau persediaan barang dagang. Namun, di lain pihak beberapa aktiva tidak berbentuk fisik atau tidak berwujud, namun dalam bentuk klaim legal ataupun hak. Contohnya adalah hak paten dan investasi dalam obligasi pemerintah. Agar sumber daya ekonomi perusahaan boleh disebut sebagai aktiva haruslah memiliki tiga karakteristik berikut ini :

  • Sumber daya tersebut mestilah mampu memberikan kontribusi secara langsung maupun tidak langsung kepada arus masuk kas perusahaan di masa yang akan datang. Potensi jasa seperti ini akan bisa ada karena aset diharapkan akan ditukarkan dengan sesuatu lainnya yang bernilai bagi perusahaan (misalnya, persediaan), akan digunakan dalam menghasilkan barang, jasa, atau sesuatu lainnya yang meningkatkan nilaiaktiva lainnya (umpamanya, kas).
  • Perusahaan haruslah sanggup mendapatkan manfaat di masa yang akan datang dan mengendalikan akses pihak lain terhadapnya. Pengendalian berarti bahwa perusahaan biasanya dapat mengabaikan atau mengatur pihak lain untukmemakai akses tersebut.
  • Transaksi atau yang memebentuk hak perusahaan untuk mengendalikan atau mendapatkan manfaat aktiva haruslah sudah terjadi. Hal ini berariti bahwa perusahaan tidak akan mempunyai aset untuk mendapat manfaat tertentu di masa yang akan datang apabila transaksi atau kejadian yang memeberikannya akses atau pengendalian atas manfaat itu belum berlangsung.
  • Biaya perolehan (atau nilai wajar) dari sumber daya ekonomi tersebut sepatutnya terukur secara obyektif.

Aktiva merupakan sumber daya ekonomi yang dipakai untuk melakukan aktivitas-aktivitas konsumsi, produksi, dan pertukaran perusahaan. Setiap sumber daya merupakan sumber daya ekonomi jika sumberdaya tersebut memberikan manfaat-manfaat di masa depan kepada entitas pemilik sumber daya. Sumber daya memeberikan manfaat-manfaat di masa depan dalam tiga kondisi berikut: (1) manfaat dalam bentuk kas atau dapat dikonversikan menjadi kas; (2) manfaat dalam bentuk barang-barang yang diharapkan akan dijual dan diperoleh kas dari penjualan tersebut; dan (3) manfaat tersebut merupakan unsur-unsur yang diharapkan akan dipakai dalam kegiatan-kegiatan usaha di masa depan yang akan mengalirkan arus masuk kas bagi entitas pemilik sumber daya.

Pengendalian merupakan konsep akntansi yang serupa tapi tak sama dengan konsep legal ataupun kepemilikan. Sungguhpun sebagian besar pos yang dilaporkan sebagai aktiva dimiliki oleh entitas, namun, kepemilikan (ownership) aktiva bukanlah merupakan tes esensial bagi suatu aktiva. Umpamanya, sebuah perusahaan mempunyai kebutuhan sementara akan ruang penyimpanan barang untuk satu tahun dan telah membayar di muka sewa gudang untuk satu tahun ke depan. Kendatipum perusahaan ini tidak memiliki gudang  penyimpanan tersebut, namun perusahaan telah membayar hak untuk menggunakan gedung itu untuk satu tahun. Hak penggunaan ini merupakan manfaat ekonomi bagi perusahaan, yang kemudian akan melaporkan sewa dibayar di muka (prepaid rent) sebagai salah satu pos dalam aktivitasnya.

Adakalanya uji keterukuran yang obyektif (objective measurability) sulit diterapkan. Jika suatu sumber daya dibeli secara tunai atau dengan janji membayarnya secara tunai, sumber daya tersebut merupakan aktiva. Jika sumber daya diolah ataupun dibangun oleh perusahaan, kemudian dikeluarkan dana untuk mengolah atau membangun aktiva tersebut, maka sumber daya tersebut merupakan aktiva. Jika sumber daya didapat dengan cara perdagangan atau dengan menerbitkan saham perusahaan, maka sumber daya tersebut merupaka aktiva.[2]

  1. B.     Komponen Aktiva/Aset

Aktiva/aset dipahami sebagai harta total. Namun biasanya untuk keperluan analisis dirinci menjadi beberapa kategori, seperti:

  1. Aset Lancar (current asset)

Aset tetap dalam akuntansi adalah jenis aset yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun. Contoh aset lancar antara lain adalah kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dan beban dibayar di muka. Pada suatu neraca, aset biasanya dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tidak lancar. Perbandingan antara aset lancar dan kewajiban lancar disebut sebagai rasio lancar. Nilai ini sering digunakan sebagai tolok ukur likuiditas suatu perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.[3]

  1. Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang biasanya adalah hak kepemilikan terhadap suatu  bentuk barang yang dapat dikonversikan menjadi kas di suatu saat. Barang yang dijadikan investasi adalah barang yang sifatnya dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, seperti gedung, rumah, tanah, dan tabungan uang di bank.

  1. Aset Tetap

Aset tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang memiliki umur lebih dari satu tahun dan tidak mudah diubah menjadi kas. Jenis aset tidak lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Contoh aset tetap antara lain adalah properti, bangunan, pabrik, alat-alat produksi, mesin, kendaraan bermotor, furnitur, perlengkapan kantor, komputer, dan lain-lain. Aset tetap biasanya memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak. Kecuali tanah atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari depresiasi atau penyusutan.[4]

  1. Aset Tidak Berwujud (intangible asset)

Aset tidak berwujud adalah jenis aset yang tidak memiliki wujud fisik. Jenis utama aset tidak berwujud adalah hak cipta, paten, merek dagang, rahasia dagang, dan goodwill. Aset jenis ini mempunyai umur lebih dari satu tahun (aset tidak lancar) dan dapat diamortisasi selama periode pemanfaatannya, yang biasanya tidak lebih dari 40 tahun.

  1. Aset Pajak Tangguhan

Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer (temporary differences) yang boleh dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian (berasal dari koreksi positif).

Timbulnya aktiva pajak tangguhan adalah apabila terdapat perbedaan temporer (temporary differences) antara nilai buku akuntansi dengan nilai buku fiskal, seperti:

1.Cadangan piutang tak tertagih.

2.Aktiva tetap dan penyusutannya.

3.Aktiva tidak berwujud dan amortisasinya.

4.Sewa guna usaha dengan hak opsi.

5.Laba/rugi selisih kurs.

6.Kompensasi kerugian.

7.Investasi dalam bentuk saham.[5]

  1. Aset Lain

Daftar aset atau aktiva di dalam neraca disusun menurut tingkat likuiditasnya, mulai dari yang paling likuid hingga yang tidak likuid.


 

  1. C.    Penggunaan Aktiva/Aset

Bagi manajemen, di dalam membaca neraca nilai aset perlu dicermati karena menjadi dasar pengukuran prestasi keuangan perusahaan. Ukuran ini menjadi pembanding prestasi sesuatu perusahaan dengan prestasi perusahaan yang lain dalam hal yang sama, apakah lebih baik atau tidak, sehingga dapat menjadi dasar keputusan manajemen untuk mempertahankan atau meningkatkannya.[6]

Salah satu ukuran yang menyangkut aset atau aktiva adalah angka rasio penjualan/total aset yang dinyatakan sebagai persentase. Asumsinya, semakin besar penjualan yang diwujudkan, semakin efisien penggunaan aset seluruhnya. Angka penjualan diambil dari laporan laba-rugi, sedang angka total aset berasal dari neraca. Dalam hal ini rasio dari tahun terakhir dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Penjagaan aktiva merupakan tujuan yang ditetapkan untuk pengendalian internal perusahaan. Salah satu acara mencapai tujuan ini adalah dengan membatasi akses ke aktiva perusahaan hanya untuk orang-orang yang berhak. Akses terbatas dapat mengambil bermacam-macam bentuk. Sebagai contoh,  para pelanggan biasanya tidak diizinkan masuk berkeliaran bebas ke dalam gudang perusahaan. Area gudang ini biasanya hanya untuk karyawan-karyawan perusahaan. Contoh lain, akses ke komputer besar (mainframe) perusahaan, waktu pemrosesan, dan arsip data biasanya hanya diperoleh setelah melalui kata sandi (password) yang dimasukkan ke dalam terminal komputer perusahaan. Kata sandi ini hanya diketahui oleh orang-orang tertentu saja. Contoh-contoh prosedur di atas dirancang untuk memastikan bahwa aktiva perusahaan diproteksi secara memadai dari pencurian dan pemakaian yang tidak sah.[7]

 

 

BAB III

PENUTUP

 

Kesimpulan:

–          Aktiva = Kewajiban+Ekuitas pemilik

–          Aset atau aktiva adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit.

–          Komponen Aset:

a)      Aset lancar

b)      Investasi jangka panjang

c)      Aset tetap

d)     Aset tidak berwujud

e)      Aset pajak tangguhan

f)       Aset lain

–          Neraca nilai aset adalah dasar pengukuran prestasi keuangan perusahaan.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Jusup Haryono:  2001, Dasar-dasar Akuntansi,Jilid 1, Yogyakarta: STIE YKPN;

Simamora Hendry: 2001, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jakarta: Salemba Empat;

Mulyadi: 2001, Sistem Akuntansi, Edisi 3, Jakarta: Salemba Empat;

http://wapedia.com, Sabtu, 12 Maret 2011

http://id.wikipedia.org/wiki/Aset, Minggu, 13 Maret 2011

http://www.managementfile.com/journal , Senin, 14 Maret 2011

 


[1] Haryono Jusup, Dasar-dasar Akuntansi.  jilid 1, h. 22

[2] Henry, Akuntasni basis pengambilan keputusan bisnis, h. 12

[3] Wapedia.com

[4] Op. Cit. Wapedia.com

[7] Mulyadi, Sistem Akuntansi, h. 208